Selamat Datang di Blog Humas Polres NTT

gambar3=

Kapolda NTT Peringatkan Kapolres Sumba Timur

humas-polresntt | 23.28 | 0 komentar



Polisi adalah pelayan yang harus mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat. “Kasarnya,
polisi itu jongos atau babunya masyarakat. Jadi sebagai polisi kita harus sadar bahwa kita adalah pelayan masyarakat, sehingga tidak berbuat dan bertindak yang aneh-aneh. Jangan preman berbaju polisi dengan tindakan dan perbuatan yang tidak terpuji, sehingga bukan menimbulkan kesejukan, tapi keresahan pada masyarakat,” ujar Kapolda NTT, Brigjen. Ricky HP Sitohang dalam arahannya kepada Kapolres Sumba Timur dan seluruh anggotanya di aula pertemuan kantor Polres Sumba Timur, belum lama ini.
Kapolda juga men-deadline Kapolres Sumba Timur, AKBP I Made Damiri Giri untuk segera memproses kasus penganiayan yang dilakukan anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sumba Timur, Marianus terhadap Hafid Harun Mudi warga Kelurahan Kamalaputih Kecamatan Kota Waingapu di malam penutupan tahun 2011, Sabtu (31/12) lalu.
“Kapolres Sumba Timur, Anda saya kasih waktu selama satu minggu untuk memproses kasus ini sesuai aturan yang ada. Dalam waktu satu minggu saya sudah menerima laporan perkembangan penanganan kasus ini. Apapun alasannya, mau dia mabuk atau jungkir balik tapi setiap warga masyarakat harus dilindungi oleh polisi. Saya sudah berkali-kali berpesan kepada semua Kapolres di NTT agar menegaskan kepada anggotanya masing-masing untuk menghindari sikap arogansi kepada masyarakat karena polisi adalah insan pelindung, pengayom dan bukan penganiaya masyarakat. Saya tidak mau lagi dengar ada anggota polisi di lingkup Polda NTT yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan mencoreng citra Polri,” tegas Kapolda, mengingatkan anggota polisi di seluruh NTT.
Kapolda juga menegaskan, dirinya tidak akan sungkan-sungkan mengambil tindakan tegas terhadap anggota polisi yang melanggar aturan.
“Untuk melumpuhkan pelaku kejahatan, ada tahapannya. Bukan dikeroyok dan digebukin. Sekarang bukan zamannya lagi kita melakukan tekanan dan intimidasi kepada rakyat. Kita harus menciptakan kesejukan dan solusi dalam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tunjukkan diri Anda sebagai panutan masyarakat dan kalau dikritisi kita harus instrospeksi diri bahwa hal itu pasti ada sebabnya. Kapolres juga harus mengawasi anggotanya masing-masing agar tidak mengkonsumsi minuman keras atau membekingi tindakan illegal,” tohoknya.
Pada kesempatn tersebut Kapolda juga menegaskan, anggota Polri khususnya yang bertugas di wilayah NTT harus merubah sikap otoriter menjadi humanis tapi tidak mengurangi ketegasan.
Dikatakan,  dalam Renstra tahun 2012, Polri juga harus menjalin kemitraan dengan semua stakeholder yang ada.
Kepada wartawan usai memberikan pengarahan pada anggotanya, Kapolda kembali mengungkapkan, sudah memwarning Kapolres dan Kasatreskrim Polres Sumba Timur untuk segera menuntaskan penanganan kasus yang dinilai oleh masyarakat masih mengendap di Polres Sumba Timur.
“Kunjungan kerja saya hari ini ke Sumba termasuk Sumba Timur adalah untuk melihat langsung kondisi dan keberadaan anggota Polri di lingkup Polda NTT. Jadi yang namanya polisi itu manusia biasa yang juga tidak luput dari kesalahan. Polisi sekalipun berpangkat jenderal harus berani meminta maaf bila melakukan tindakan yang tidak terpuji pada masyarakat. Saya juga sudah perintahkan seluruh anggota Polres Sumba Timur termasuk Kapolres untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama di waktu jam sibuk dengan mengatur arus lalu lintas sehingga pengaturan lalu lintas tidak hanya dilimpahkan dan menjadi tanggung jawab Satuan Lalu Lintas tapi menjadi tanggung jawab bersama anggota Polres Sumba Timur termasuk Kapolres,” tandasnya.
Disaksikan wartawan, kedatangan Kapolda NTT, Ricky Sitohang disambut Bupati dan Ketua DPRD Sumba Timur, Gidion Mbilijora dan Palulu P Ndima melalui pengalungan tenun ikat Sumba Timur.
By. JOE
sumber :
polisi itu jongos atau babunya masyarakat. Jadi sebagai polisi kita harus sadar bahwa kita adalah pelayan masyarakat, sehingga tidak berbuat dan bertindak yang aneh-aneh. Jangan preman berbaju polisi dengan tindakan dan perbuatan yang tidak terpuji, sehingga bukan menimbulkan kesejukan, tapi keresahan pada masyarakat,” ujar Kapolda NTT, Brigjen. Ricky HP Sitohang dalam arahannya kepada Kapolres Sumba Timur dan seluruh anggotanya di aula pertemuan kantor Polres Sumba Timur, belum lama ini.
Kapolda juga men-deadline Kapolres Sumba Timur, AKBP I Made Damiri Giri untuk segera memproses kasus penganiayan yang dilakukan anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sumba Timur, Marianus terhadap Hafid Harun Mudi warga Kelurahan Kamalaputih Kecamatan Kota Waingapu di malam penutupan tahun 2011, Sabtu (31/12) lalu.
“Kapolres Sumba Timur, Anda saya kasih waktu selama satu minggu untuk memproses kasus ini sesuai aturan yang ada. Dalam waktu satu minggu saya sudah menerima laporan perkembangan penanganan kasus ini. Apapun alasannya, mau dia mabuk atau jungkir balik tapi setiap warga masyarakat harus dilindungi oleh polisi. Saya sudah berkali-kali berpesan kepada semua Kapolres di NTT agar menegaskan kepada anggotanya masing-masing untuk menghindari sikap arogansi kepada masyarakat karena polisi adalah insan pelindung, pengayom dan bukan penganiaya masyarakat. Saya tidak mau lagi dengar ada anggota polisi di lingkup Polda NTT yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan mencoreng citra Polri,” tegas Kapolda, mengingatkan anggota polisi di seluruh NTT.
Kapolda juga menegaskan, dirinya tidak akan sungkan-sungkan mengambil tindakan tegas terhadap anggota polisi yang melanggar aturan.
“Untuk melumpuhkan pelaku kejahatan, ada tahapannya. Bukan dikeroyok dan digebukin. Sekarang bukan zamannya lagi kita melakukan tekanan dan intimidasi kepada rakyat. Kita harus menciptakan kesejukan dan solusi dalam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tunjukkan diri Anda sebagai panutan masyarakat dan kalau dikritisi kita harus instrospeksi diri bahwa hal itu pasti ada sebabnya. Kapolres juga harus mengawasi anggotanya masing-masing agar tidak mengkonsumsi minuman keras atau membekingi tindakan illegal,” tohoknya.
Pada kesempatn tersebut Kapolda juga menegaskan, anggota Polri khususnya yang bertugas di wilayah NTT harus merubah sikap otoriter menjadi humanis tapi tidak mengurangi ketegasan.
Dikatakan,  dalam Renstra tahun 2012, Polri juga harus menjalin kemitraan dengan semua stakeholder yang ada.
Kepada wartawan usai memberikan pengarahan pada anggotanya, Kapolda kembali mengungkapkan, sudah memwarning Kapolres dan Kasatreskrim Polres Sumba Timur untuk segera menuntaskan penanganan kasus yang dinilai oleh masyarakat masih mengendap di Polres Sumba Timur.
“Kunjungan kerja saya hari ini ke Sumba termasuk Sumba Timur adalah untuk melihat langsung kondisi dan keberadaan anggota Polri di lingkup Polda NTT. Jadi yang namanya polisi itu manusia biasa yang juga tidak luput dari kesalahan. Polisi sekalipun berpangkat jenderal harus berani meminta maaf bila melakukan tindakan yang tidak terpuji pada masyarakat. Saya juga sudah perintahkan seluruh anggota Polres Sumba Timur termasuk Kapolres untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama di waktu jam sibuk dengan mengatur arus lalu lintas sehingga pengaturan lalu lintas tidak hanya dilimpahkan dan menjadi tanggung jawab Satuan Lalu Lintas tapi menjadi tanggung jawab bersama anggota Polres Sumba Timur termasuk Kapolres,” tandasnya.
Disaksikan wartawan, kedatangan Kapolda NTT, Ricky Sitohang disambut Bupati dan Ketua DPRD Sumba Timur, Gidion Mbilijora dan Palulu P Ndima melalui pengalungan tenun ikat Sumba Timur.
By. JOE
 sumber :
polisi itu jongos atau babunya masyarakat. Jadi sebagai polisi kita harus sadar bahwa kita adalah pelayan masyarakat, sehingga tidak berbuat dan bertindak yang aneh-aneh. Jangan preman berbaju polisi dengan tindakan dan perbuatan yang tidak terpuji, sehingga bukan menimbulkan kesejukan, tapi keresahan pada masyarakat,” ujar Kapolda NTT, Brigjen. Ricky HP Sitohang dalam arahannya kepada Kapolres Sumba Timur dan seluruh anggotanya di aula pertemuan kantor Polres Sumba Timur, belum lama ini.
Kapolda juga men-deadline Kapolres Sumba Timur, AKBP I Made Damiri Giri untuk segera memproses kasus penganiayan yang dilakukan anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sumba Timur, Marianus terhadap Hafid Harun Mudi warga Kelurahan Kamalaputih Kecamatan Kota Waingapu di malam penutupan tahun 2011, Sabtu (31/12) lalu.
“Kapolres Sumba Timur, Anda saya kasih waktu selama satu minggu untuk memproses kasus ini sesuai aturan yang ada. Dalam waktu satu minggu saya sudah menerima laporan perkembangan penanganan kasus ini. Apapun alasannya, mau dia mabuk atau jungkir balik tapi setiap warga masyarakat harus dilindungi oleh polisi. Saya sudah berkali-kali berpesan kepada semua Kapolres di NTT agar menegaskan kepada anggotanya masing-masing untuk menghindari sikap arogansi kepada masyarakat karena polisi adalah insan pelindung, pengayom dan bukan penganiaya masyarakat. Saya tidak mau lagi dengar ada anggota polisi di lingkup Polda NTT yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan mencoreng citra Polri,” tegas Kapolda, mengingatkan anggota polisi di seluruh NTT.
Kapolda juga menegaskan, dirinya tidak akan sungkan-sungkan mengambil tindakan tegas terhadap anggota polisi yang melanggar aturan.
“Untuk melumpuhkan pelaku kejahatan, ada tahapannya. Bukan dikeroyok dan digebukin. Sekarang bukan zamannya lagi kita melakukan tekanan dan intimidasi kepada rakyat. Kita harus menciptakan kesejukan dan solusi dalam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tunjukkan diri Anda sebagai panutan masyarakat dan kalau dikritisi kita harus instrospeksi diri bahwa hal itu pasti ada sebabnya. Kapolres juga harus mengawasi anggotanya masing-masing agar tidak mengkonsumsi minuman keras atau membekingi tindakan illegal,” tohoknya.
Pada kesempatn tersebut Kapolda juga menegaskan, anggota Polri khususnya yang bertugas di wilayah NTT harus merubah sikap otoriter menjadi humanis tapi tidak mengurangi ketegasan.
Dikatakan,  dalam Renstra tahun 2012, Polri juga harus menjalin kemitraan dengan semua stakeholder yang ada.
Kepada wartawan usai memberikan pengarahan pada anggotanya, Kapolda kembali mengungkapkan, sudah memwarning Kapolres dan Kasatreskrim Polres Sumba Timur untuk segera menuntaskan penanganan kasus yang dinilai oleh masyarakat masih mengendap di Polres Sumba Timur.
“Kunjungan kerja saya hari ini ke Sumba termasuk Sumba Timur adalah untuk melihat langsung kondisi dan keberadaan anggota Polri di lingkup Polda NTT. Jadi yang namanya polisi itu manusia biasa yang juga tidak luput dari kesalahan. Polisi sekalipun berpangkat jenderal harus berani meminta maaf bila melakukan tindakan yang tidak terpuji pada masyarakat. Saya juga sudah perintahkan seluruh anggota Polres Sumba Timur termasuk Kapolres untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama di waktu jam sibuk dengan mengatur arus lalu lintas sehingga pengaturan lalu lintas tidak hanya dilimpahkan dan menjadi tanggung jawab Satuan Lalu Lintas tapi menjadi tanggung jawab bersama anggota Polres Sumba Timur termasuk Kapolres,” tandasnya.
Disaksikan wartawan, kedatangan Kapolda NTT, Ricky Sitohang disambut Bupati dan Ketua DPRD Sumba Timur, Gidion Mbilijora dan Palulu P Ndima melalui pengalungan tenun ikat Sumba Timur.
By. JOE

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar